Remaja dan Budaya Pop Masa Kini
oleh: Arif Sutoyo (Arif Khilwa)
Setiap bangsa memiliki kebudayaan berbeda dengan ciri khusus. Masing-masing bangsa mempunyai latar belakang yang tidak sama, sehingga kebudayaan tumbuh dan berkembang beragam. Misalnya kebudayaan bangsa Indonesia berbeda dengan kebudayaan bangsa di Amerika, Eropa, Timur Tengah dan lainya.
Zaman dahulu, perbedaan kebudayaan di setiap bangsa sangatlah jelas. Terlihat dari perilaku, pakaian, bahasa, sistem kepercayaan bahkan kesenian. Kebudayaan dapat menentukan kehidupan manusia yang berada dalam masyarakatnya, karena dengan memahami unsur-unsur kebudayaan dapat dijadikan arah perjalanan hidup.
Di Indonesia wujud ideal kebudayaan dikenal dengan istilah adat. Masyarakat Indonesia memegang teguh adat istiadat sebagai landasan perilaku dan hubungan sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu, adat diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya melalui sosialisasi.
Di era yang serba modern seperti ini, perbedaan kebudayaan setiap bangsa terlihat samar. Dahulu terlihat jelas perbedaannya, ibarat hitam dan putih. Sekarang semua seolah seragam atau bisa dibilang abu-abu. Tak terkecuali di masyarakat Indonesiapun mengalami hal tersebut, khususnya remaja. Mereka sudah tidak lagi mencerminkan kebudayaan bangsanya.
Kaum remaja saat ini lebih bangga dengan kebudayaan asing daripada dengan kebudayaan bangsanya sendiri. Mereka terjangkit budaya Pop, yakni kebudayaan yang muncul sebagai dampak dari arus Globalisasi yang sudah menerjang batas geografis sebuah bangsa. Budaya yang populer saat ini dan menjadi tren dimasyarakat Internasional dari perkotaan hingga ke pelosok desa. Budaya itu seakan-akan sudah mendarah daging di dalam kehidupan kaum remaja saat ini.
Kebudayaan bangsa kita sudah mulai tergeser oleh budaya baru yang didominasi oleh kebudayaan asing. Lunturnya budaya bangsa tercermin dengan munculnya sifat-sifat negatif dalam perilaku remaja seperti cenderung Hedonis, Ekstrimis, Sekuler, Westernis, Konsumtif dan sebagainya.
Di era Globalisasi seperti ini, diharapkan kaum remaja menjadi orang cerdas dan mampu menyikapi perkembangan dan kemajuan teknologi. Mereka harus mampu membentengi diri dengan berbagai hal. Diantaranya, membentengi diri dengan mempertebal Iman dan Taqwa, memfilter kebudayaan asing yang masuk dengan cara memilah dan memilih kebudayaan yang positif dan kebudayaan yang negatif, dan mengadakan kegiatan yang bermanfaat yang akan berdampak positif dengan mempertebal kecintaan terhadap bangsa dan negaranya.
Bangsa Indonesia masih bisa menegakkan kepala karena budayanya, maka sebagai generasi muda sudah seharusnya tetap mempertahankan eksistensi budaya Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat baik di dalam negeri maupun dunia Internasional.
( Pernah dimuat dalam kolom Guru Menulis koran Lingkar Jateng pada bulan Mei 2018)
penulis:
Arif Sutoyo (Arif Khilwa)
Guru Mapel Sosiologi MA Salafiyah Kajen Pati