Kajen (19/03) Matahari beranjak naik meninggalkan sang fajar. Gerbang sekـolah dibuka, seluruh kelas mulai beroperasi, tanda pelajaran akan segera dimulai.
Semua siswa terlihat memasuki kelas masing-masing untuk memulai aktifitas pembelajaran. Wajah semangat begitu menyelimuti mereka ketika sedang bermuroja’ah hafalan juz amma pada saat jam pelajaran awal, yang memang diwajibkan di setiap kelas.
Di MTs Salafiyah ini kemampuan tahfidz memang selalu ditekankan pada setiap siswanya untuk menghafal Al-Quran. Paling tidak bisa menghafal Juz Amma lengkap sampai surat An-Naba’. Hal ini bukan karena tanpa sebab, karena pihak lembaga mempunyai keinginan agar siswa-siswinya menjadi manusia penghafal Al-Quran yang berakhlaqul karimah, serta menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama.
“Di zaman yang serba modern dan perkembangan arus globalisasi yang pesat ini, siswa madrasah harus tetap berpedoman dan selalu ‘mengaji’ Al-Quran agar tetap ingat kepada Allah, juga menjaga diri agar terhindar dari fitnah akhir zaman yang semakin merajalela”, Ucap Moh. Muhsin salah satu guru MTs Salafiyah.
Memang di zaman modern seperti ini, lebih banyak orang beranggapan mengaji itu membuang-buang waktu dan Ndeso, mereka kebanyakan lebih suka bermain gadged, bermain game, atau berfoto selfi agar terlihat Ngehits. Ada juga yang beranggapan bahwa menghafal itu sulit. Benarkah demikian? Ternyata tidak juga. “Menghafal itu menyenangkan dan mudah, sesuai kadar niat dan kesungguhan masing-masing individu dalam tekad menghafal”, ujar Faiqotul Himmah siswi penghafal Al-Quran 13 juz MTs Salafiyah.
Semua hasil bergantung niat dan kesungguhan yang tulus jika tidak hafal-hafal juga, mungkin masih ada kesalahan pada diri masing-masing, sehingga lebih baik selalu beristighfar.
Terakhir, menghafal Al-Quran di zaman globalisasi seperti ini pun banyak mendatangkan berkah. Sekarang banyak juga para penghafal yang mendapatkan beasiswa hingga perguruan tinggi ternama di dunia.
Jadi, mulai sekarang mulailah dengan niat yang tulus menjadi manusiaJ penghafal Al-Quran seutuhnya, karena dengan Al-Quran lah kita dapat menjadi manusia berilmu, dan akan menjadikan kita ‘power of power’ untuk bekal akhirat kelak, serta menjadi penghafal Al-Quran akan terlihat lebih keren.
[Red. Dina Sabrina/At-Tatsqif]
(Berita-Utama/At-Tatsqif/Triwulan-Edisi-Maret-2017-Halaman1)