Situs Resmi Yayasan Salafiyah Kajen

Muhammad Shofin : Alumni Salavie Berprestasi di Maghribi

Salafiyah penuh barokah. Kalimat itu beberapa hari terakhir sering saya dengar saat komunikasi via chatting fb dengan beberapa alumni yang sekarang telah berkiprah di Masyarakat. Life is full of possibilities, hidup selalu penuh dengan segala kemungkinan, itulah bahasa sederhana yang dapat saya ungkapkan ketika melihat banyaknya alumni Salafiyah yang sekarang mendapat kesuksesan atau berada di jalur yang benar guna meraih hal tersebut.

H. Muhammad Shofin merupakan salah satu alumni berprestasi Salafiyah. Lahir dan besar di Kudus, Shofin kecil menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 03 Mejobo Kudus pada tahun 1994 dan melanjutkan jenjang pendidikan menengahnya di MTs. Miftahut Thalibin pada kota yang sama. Disamping itu, di luar pendidikan formal yang ditempuhnya, Shofin juga ngangsu ngelmu di Madrasah Diniyah Ula Miftahut Thalibin. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat menengahnya, Shofin muda memilih desa santri Kajen, yang terletak di Kota Pati Jawa Tengah sebagai tempat awal memulai perantauan panjangnya.

Selama 3 tahun di kajen, Shofin menempuh pendidikan tingkat atas pada Madrasah Aliyah Salafiyah dan tinggal di kediaman KH. Ali Ajib, salah seorang kyai pengasuh di Yayasan Pendidikan As-Salafiyah. Merasa masih belum puas, pemuda yang haus ilmu ini juga menempuh pendidikan khusus agama di Madrasah Diniyah Wustha Al-HIKMAH Kajen Pati.

Dengan bekal ilmu yang telah dia dapatkan dari Kajen, Shofin memulai langkah petualangan ilmunya di Universitas Islam Negeri Jakarta Fak. Dirasat Islamiyah wal Arabiyah, program Internsional Univ. Al-Azhar Mesir di Jakarta, dan STIBA Nusa Mandiri Sastra Inggris Jakarta. Pemuda berparas tampan ini pada akhirnya berhasil menjadi Sarjana Terbaik Wisuda ke 64 thn Akademik 2005/2006 fakultas dirasat Islamiyah wal Arabiyah UIN Jakarta. Selain itu, Dia juga pernah mendapatkan juara 1 Qira’atul Kutub se Kabupaten Tangerang tahun 2005.

Universitas Raja Mohamed Ben Abdellah Fes Maroko menjadi sumur ilmu selanjutnya yang ditimba oleh Shofin di tingkat pascasarjana. Pada mustawa inipun, Shofin menjadi salah satu Mahasiswa Indonesia Pasca Sarjana Berprestasi di Maroko.  Selanjutnya dia menempuh Program doktoral dengan konsentrasi al-Fikr al-Islamiy al-Muashir wal hiwar al-Hadhari di Universitas yang sama sampai saat ini. Selama di maroko, Shofin pernah mendapatkan Penghargaan sastrawan ajanib pada Daurah As-Sya’ir Mahmoud Darwis di Fes Maroko.

Kecintaan akan ilmu dan konsentrasi penuh dalam pencarian akan kehausan intelektualnya menjadikan akademisi muda muslim indonesia ini sampai sekarang masih belum menikah. Kemungkinan dia terinspirasi jejak langkah Imam Besar Ahmad ibn Hanbal ketika ditanya para sahabat dan muridnya mengenai masalah mengapa saat itu beliau belum menikah,  jawabannya adalah “aku sibuk melaksanakan hal yang wajib (merawat orang tua) sehingga belum sempat menjalankan hal yang sunnah (menikah). Dalam konteks yang berbeda, mungkin penulis buku At-Ta’shil As-Syar’iy li al-Hiwar ats-Tsaqafi ini akan berbicara “aku sibuk melaksanakan hal yang wajib (mencari ilmu) sehingga belum sempat menjalankan hal yang sunnah (menikah). Wallahu A’lam.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

One thought on “Muhammad Shofin : Alumni Salavie Berprestasi di Maghribi”