Banyak orang berpendapat bahwa sebuah teori tanpa diaplikasikan dalam praktek belumlah sempurna. Berangkat dari situ banyak lembaga-lembaga pendidikan formal tidak hanya memberi pengetahuan kepada siswa/I hanya sebuah teori akan tetapi juga praktek. Sedemikian juga di MA. Salafiyah Kajen sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang berbasis pesantren tidak hanya terfokus pada pelajaran umum akan tetapi pengetahuan tentang agama juga diberikan secara berimbang tanpa harus mengesampingkan tujuan pendidikan yang termuat dalam kurikulum pendidikan yang dibuat pemerintah
.
Seperti halnya yang dilakukan oleh MA. Salafiyah Kajen pada ahad, 30 Muharam (23/11) telah mengajak para siswa/inya untuk mengadakan Ru’yah di Pantai Kartini Jepara. Dalam Praktek ini telah diikuti siswa dan siswi dari progam study Agama/IPS2 kelas XII. Dalam kelas ini memang mendapatkan pelajaran tentang Agama lebih banyak dibanding dengan program study IPS1. Salah satu yang mereka dapatkan adalah pelajaran Falak.
Setelah melakukan sholat ashar para siswa mulai mempersiapkan diri dipandu oleh guru mapel Falak yaitu bapak H. Ulil Albab, S. Ag, M.Si. mereka mendapat pembekalan sebelum melakukan praktek Ru’yah. Dalam kegiatan ini para siswa juga dipandu juga oleh Bapak Kyai Agus Yusrun Nafi’, S.Ag, M.S.I pengasuh Pondok Pesantren Sirojul Hannan Jekulo Kudus dan dosen Ilmu Falak IAIN Wali Songo Semarang dalam hal tata cara penggunaan alat (Teodolit) yang akan dipakai ru’yah dan dicocokkannya perhitungan yang dibuat oleh siswa dan pemateri, hasilnya terdapat kesamaan diantara keduanya.
Menurut Bapak KH. Drs. Abdul Kafi, M. Si selaku Kepala Madrasah berpendapat “ dengan kegiatan ini para siswa/siswi mendapatkan pengalaman baru karena mereka bisa ru’yah secara langsung atau melihat terbitnya hilal sebagai salah satu untuk menentukan awal bulan Hijriyah yang saat ini bertepatan dengan masuknya bulan Syafar”
.
Selanjutnya Bapak H. Ulil Albab, S. Ag, M.Si memaparkan “bahwa kegiatan ini adalah sebagai agenda tahunan madrasah untuk meningkatkan kualitas para siswa/siswi, agar mereka tidak hanya mengetahui secara teori tapi juga mampu mempraktekkan.”
Menurut perhitungan hilal akan muncul pukul 17.37, lama hilal sekitar 40 menit dalam ketinggian 10 derajat. Secara teoritis hilal akan terlihat dengan jelas bahkan tanpa menggunakan alat bantu apapun dan semua orang akan dapat melihatnya. Akan tetapi hilal tak dapat dilihat selama 40 menit seperti dalam perhitungan dikarnakan cuaca tak mendukung dan mendung begitu tebal menghalangi munculnya hilal dari pandangan.
Sebelumnya para siswa sudah diberi penjelasan oleh bapak guru “bahwa disaat semua perhitungan sudah tepat dari mulai tinggi, usia hilal dan elongasi, ada hal yang paling dominan yaitu cuaca.” (AS/ MA Slf)