Ada yang baru dalam program Yayasan Salafiyah Kajen tahun pelajaran 2019/2020 ini, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pada Guru dan Karyawan supaya menjadi lebih baik. Terobosan inilah yang menghasilkan kegiatan Study Banding seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di Yayasan Salafiyah Kajen.
Selasa (22/10) usai ikut melaksanakan Peringatan Hari Santri (HSN) bersama seluruh santri Kajen dan sekitarnya, serta acara kirab santri. Pendidik dan tenaga kependidikan, melanjutkan agenda kegiatan yayasan, yaitu dengan belajar atau study banding ke Yayasan Nurul Jadid Probolinggo. Sekitar kurang lebih tiga hari, mereka melaksanakan Studi Banding yang pemberangkatan dilaksanakan Selasa malam sekitar pukul 20.00 WIB. Disediakan 4 armada bus untuk menampung setidaknya maksimal 200 orang. Estimasi armada tersebut dikarenakan ada beberapa guru dan karyawan yang sudah izin tidak mengikuti karena udzur syar’i.
Mengapa di Yayasan Nurul Jadid? Ketua Yayasan Salafiyah Bapak H NM Syaiful Rijal mengungkapkan salah satu alasannya adalah karena yayasan tersebut berciri khas sama dengan Salafiyah, yaitu dalam hal pembelajaran dan kurikulum pesantrennya. Karena pendiri yayasan adalah salah satu murid dari KH Hasyim Asy’ari. Cikal bakal berdirinya beberapa lembaga juga atas dasar arahan dari Mbah Hasyim. “Karena pesatnya perkembangan di masing-masing lembaga yang ada di Nurul Jadid merupakan alasan utama. Di tahun ini yang tercatat nyantri di sana sudah mencapai 10.000 santri. Itulah mengapa kita harus mengadopsi beberapa hal yang dapat di terapkan di madrasah kita ini”, ungkapnya via WhatsApp.
Selain itu, salah satu peserta Study Banding sekaligus kepala MTs Salafiyah Ahmad Ruman Masyfu’, SH MSi mengungkapkan bahwa acara tersebut sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) yayasan tentang peningkatan standar pendidik. Hasil yang didapatkan dari Yayasan Nurul Jadid berupa keunggulan mereka, akan coba kita terapkan di Salafiyah Kajen.
“Jangan sampai puas dengan apa yang kita miliki saat ini. Jangan juga kita berhenti belajar, karena kita ketahui bersama bahwa belajar itu wajib sejak lahir sampai dengan akhir hayat”, ungkap Pak Masyfu’ beberapa waktu lalu.
“Harapannya, semoga ke depan yayasan dapat memprogram kegiatan ini minimal 4 th sekali sesuai RKM/S”, tegasnya.[]
(OIM/SLF/MTs)